1 . Menentukan
Luas Daerah Survey
Luasan di daerah survey di sesuaikan dengan target yang di inginkan. bila target anomali berukuran lokal (kecil) maka area survey cukup kecil saja, tetapi apabila daerah target anomali skala regional maka target anomali harus berukuran besar karena ini berpengaruh kepada hasil yang ingin kita dapatkan. untuk area luasan daerah yang cukupannya bersifat lokal maka di perkirakan luasannya berkisar antara 5 x 5 km2 dengan spasi cukup rapat (sekitar 200 meter). Apabila target merupakan struktur geologi yang cukup besar , maka daerah luasan survey perlu di perluas lagi menjadi 10 x 10 km2 atau 20 x 20 km2 atau bahkan bisa mencapai lebih luas lagi dari yang di perkirakan (misal). Kemudian untuk menentukan luas area untuk survey alangkah baiknya kita terlebih dahulu mengetahui lokasi tersebut baik itu dari peta geologi atau peta lain sebagai acuan kita atau Google Earth.
Luasan di daerah survey di sesuaikan dengan target yang di inginkan. bila target anomali berukuran lokal (kecil) maka area survey cukup kecil saja, tetapi apabila daerah target anomali skala regional maka target anomali harus berukuran besar karena ini berpengaruh kepada hasil yang ingin kita dapatkan. untuk area luasan daerah yang cukupannya bersifat lokal maka di perkirakan luasannya berkisar antara 5 x 5 km2 dengan spasi cukup rapat (sekitar 200 meter). Apabila target merupakan struktur geologi yang cukup besar , maka daerah luasan survey perlu di perluas lagi menjadi 10 x 10 km2 atau 20 x 20 km2 atau bahkan bisa mencapai lebih luas lagi dari yang di perkirakan (misal). Kemudian untuk menentukan luas area untuk survey alangkah baiknya kita terlebih dahulu mengetahui lokasi tersebut baik itu dari peta geologi atau peta lain sebagai acuan kita atau Google Earth.
2. Peralatan yang
dipergunakan
Peralatan yang pergunakan tergantung dengan logistik dan budget maksudnya adalah semakin modern alat Gravity meter yang digunakan maka semakin mahal pula badget dari konsumen atau perusahaan yang ingin melakukan akuisisi. Sebab ya sesuai dengan hukum Newton III (Aksi-Reaksi) hehehehehehehheee...
Peralatan yang pergunakan tergantung dengan logistik dan budget maksudnya adalah semakin modern alat Gravity meter yang digunakan maka semakin mahal pula badget dari konsumen atau perusahaan yang ingin melakukan akuisisi. Sebab ya sesuai dengan hukum Newton III (Aksi-Reaksi) hehehehehehehheee...
Ada aksi ada reaksi...... kalo kita ingin datanya bagus ya
mau ngak mau ya harus keluarin modal gede hehehehehee.....
Nah kita misalkan aja ya, kita punya peralatan gravity
meter model La Coste & Romberg G-1118 MVR Feedback System yang memiliki
ketelitian 0.005 mgal. Kemudian peralatan pendukung lainnya seperti : GPS (Global Positioning System), Jam tangan,
Kompas, Payung (untuk melindungi diri dari panas dan untuk melindungi
peralatan) dan Handy Talky.
3. Penentuan
Lokasi Pengukuran
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penentuan lokasi pengukuran adalah peta topografi dan peta geologi, Untuk keperluan orientasi medan digunakan peta topografi skala kecil saja. Kemudian tentukan lintasan yang ingin kita akuisisi seperti base station (alangkah lebih baiknya base station di usahakan tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dari lokasi pengukuran sehingga data yang di dapat lebih efektif dan akurat dan tepat sasaran.Penganmbilan data di base station dan di tiap-tiap titik pengukuran medan gravitasi dilakukan secara bersama-sama. Beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk menentukan titik pengukuran adalah :
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penentuan lokasi pengukuran adalah peta topografi dan peta geologi, Untuk keperluan orientasi medan digunakan peta topografi skala kecil saja. Kemudian tentukan lintasan yang ingin kita akuisisi seperti base station (alangkah lebih baiknya base station di usahakan tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dari lokasi pengukuran sehingga data yang di dapat lebih efektif dan akurat dan tepat sasaran.Penganmbilan data di base station dan di tiap-tiap titik pengukuran medan gravitasi dilakukan secara bersama-sama. Beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk menentukan titik pengukuran adalah :
a.
Letak titik pengukuran
harus jelas dan mudah dikenali
b.
Letak pengukuran
memang sudah di rancang sedemikian rupa di dalam peta topografi atau geologi
wilayah survey agar mudah diketahui
c.
Lokasi pengukuran
bebas dari aktivitas kendaraan bermotor, mesin dan lain-lain (noise)
d.
Gunakan GPS untuk tracking mengetahui titik lokasi lokasi pengukuran. Pada
umumnya lokasi titik pengukuran harus terbuka dan hindari penghalang agar
sinyal GPS tidak terpantul (multipath) kira-kira
100 atau 140.
e.
Menentukan lokasi
titik ikat (base station)
Besarnya
harga medan gravitasy pada suatu base statiun (titik ikat) pengukuran adalah
gbs = gref
+ (grelbs + grelref)
dimana : gbs = harga medan gravitasi Base Station
(titik ikat)
gref = harga medan gravitasi di titik referensi
grelbs = harga pembacaan
gravitasi di titik ikat
grelref = harga
pembacaan gravitasi di titik refensi
4. Format Data Lapangan
Data yang di peroleh dari lapangan
lebih baik dicatat dalam buku tulis (buku lapangan) dan tidak dalam lembar
kertas yang mudah hilang. Format data sesuai dengan data yang diamati yaitu
membuat semua data yang perlu dicatat. Antara lain seperti :
- Hari dan tanggal pengamatan,
cuaca, dan lain-lain.
- Nama stasiun (titik amat),
misalkan L01-1, dimana L menyatakan lintasan, 01 adalah no lintasan dan 1
adalah nomor titik yang di amat.
- Pembacaan skala gravitymeter.
- Pembacaan feedback.
- Tinggi alat ukur terhadap titik
amat.
- Besar pasang surut teoritis
(berupa tabel yang telah di persiapkan terlebih dahulu).
- Data lainnya seperti berupa keterangan saat pengamatan atau dapat diisi dengan pengukuran GPS pada titik tersebut.
5. Pengolahan Data (Processing)
Processing data dilakukan ketika telah
mengakuisisi data di lapangan, pengolahan data gravitasi secara garis besar di bagi menjadi 4 bagian,
yaitu sebagai berikut :
1. Pengolahan data awal, yaitu
pengolahan dari data mentah lapangan sampai dengan mendapatkan harga medan
gravitasi mutlak dari titik amat. Nilai medan gravitasi mutlak ini sering juga
disebut dengan g observasi (gobs).
2. Pengolahan data kedua, yaitu
melakukan reduksi data sampai dengan mendapatkan Anomali Bouguer lengkap (dalam
beberapa kasus cukup samapai pada Anomali Bouguer sederhana).
3. Proyeksi kebidang datar dan
pemisahan efek lokal – regional
4. Interpretasi baik secara manual
maupun dengan pemodelan
Gambar 5. Diagram alir pengolahan data
catatan :
- Untuk pengolahan awal dapat dilakukan dengan
memanfaatkan program excel atau program lainnya untuk keperluan pengolahan
data tersebut.
- Untuk pengolahan data awal dapat dengan
menggunakan program 1180_30.for atau 1118_10.for (bergantung pada
penggunaan feedback). Untuk dapat menggunakan program tersebut, tiap titik
amat 3 kali dan nilai medan gravitasi mutlak di titik ikat (base
station) sudah di ketahui nilainya.
6.. Interpretas
Interpretasi merupakan hasil akhir (Output) yang didapat
setelah selesai dilakukan pengukuran data di lapangan (Akuisisi
data) dan prosesing (Processing) ada 2 yang dapat di lakukan
interpretasi Kualitatif dan Kuantitatif. Kualitatif berbicara tentang kondisi
keadaan dan hasil yang di dapat apakah data yang didapat bagus atau tidak dan
menentukan daerah mana yang berpotensi terdapat anomali yang di inginkan di
wilayah survey tersebut. interpretasi kualitatif dapat di olah memakai Surfer
output yang di hasilkan berupa peta kontur beserta nilai perubahan percepatan
gravitasinya, sedangkan untuk kuantitatif dapat di olah menggunakan Graf2divn
kuantitatif berbicara tentang hitung-hitungan (hhehehe definisi mudahnya) ini
lebih rumit dibandingankan dengan kualitatif karena interpretasi ini sebelumnya
di olah data yang didapat di lapangan dan memakai banyak koreksi (hehehehehe).
1. Interpretasi Kualitatif
Interpretasi kualitatif dilakukan dengan mengamati data gayaberat berupa
anomali Bouguer. Anomali tersebut akan memberikan hasil secara global yang
masih mempunyai anomali regional dan residual. Hasil interpretasi dapat menafsirkan
pengaruh anomali terhadap bentuk benda, tetapi tidak sampai memperoleh besaran
matematisnya. Misal pada peta kontur anomali Bouguer diperoleh bentuk kontur
tertutup maka dapat ditafsirkan sebagai struktur batuan berupa lipatan (sinklin
atau antiklin). Dengan interpretasi ini dapat dilihat arah penyebaran anomali
atau nilai anomali yang dihasilkan.
2. Interpretasi Kualitatif
Interpretasi
kuantitatif dilakukan untuk memahami lebih dalam hasil interpretasi kualitatif
dengan membuat penampang gayaberat pada peta kontur anomali. Teknik
interpretasi kuantitatif mengasumsikan distribusi rapat massa dan menghitung
efek gayaberat kemudian membandingkan dengan gayaberat yang diamati.
Interpretasi kuantitatif pada penelitian ini adalah analisis model bawah
permukaan dari suatu penampang anomali Bouguer dengan menggunakan metoda
poligon yang diciptakan oleh Talwani. Metode Tilawani adalah metode menggunakan
n-sisi poligon untuk pendekatan gambaran vertikal dari suatu benda dalam dua
dimensi yang kemudian dihitung efek gravitasi yang ditimbulkan oleh benda
tersebut (Talwani et al., 1959).
oke teman-teman sahabat blogger semua
cukup sekian dahulu cerita-cerita kita hari ini semoga bermanfaat dan jangan
lupa selalu belajar dan terus berusaha menjadi yang terbaik, untuk menambah
ilmu baca juga buku-buku yang mengenai topik kita pada blog ini kemudian tetap
semangat hehehehehehe...
SALAM
GEOPHYSIC............................
Referensi :
Kirbani, SB, 2004 Teori dan
Aplikasi Metode Gravitasi halaman 20-21 didalam buku EXSPAN. Workshop
Geofisika 2004 Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah. MIPA UGM yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar