Senin, 14 April 2014

Berbagai Macam Jenis Koreksi di Dalam Metoode Titik Berat (Gravity)

Kenapa di dalam metode Titik berat (Gravity) harus ada koreksi ?

heheheheeee......
mungkin dari teman-teman semua juga bertanya-tanya untuk apa ya dilakukannya koreksi, dah gitu koreksinya banyak dan ribet lagi hhhmmmmm..... 

Ok, baik cerita kita hari ini adalah tentang koreksi didalam Gravity dan di pertanyaan tersebut akan kita diskusikan bersama. Baik di dalam data Gravity terdapat berbagai macam data yang di dapatkan baik itu nilai harian (diurnal), pengaruh medan luar seperti : Matahari, Bulan, dan semacamnya, pengaruh faktor geologi di lokasi kita ukur ada banyak lah, sedangkan yang ingin kita cari adalah nilai percepatan dari variasi nilai gravitasi bumi pada posisi yang berbeda atau anomali dari suatu benda. nah saya analogikan seperti ini di dalam kue bolu ada beberapa jenis bahan-bahan makanan sehingga menjadi bolu seperti : telur, tepung terigu, vanili, dan lain-lain. bagaimana kita ingin mencari tahu telur di dalam kue bolu ? nah seperti itu lah mengapa perlu dilakukannya koreksi didalam metode titik berat (Gravity) ini.

Besar nilai gravitasi bergantung kepada lima faktor yaitu lintang, elevasi, topografi daerah sekitar pengukuran, pasang surut bumi dan variasi densitas di bawah permukaan (Telford etal, 1990). Berikut ini beberapa macam koreksi yang digunakan dalam Metode Titik Berat (Gravity)

1. Koreksi variasi terhadap waktu
  • Koreksi pasang-surut (tide) adalah dimana pengaruh benda angkasa seperti bulan dan matahari terhadap bumi rsehingga menimbulkan efek gravitasi. akibatnya berpengaruh juga kepada alat Gravity meter karena spring (pegas) yang ada di dalamnya juga tertarik akibat adanya efek gaya gravitasi dari bulan. 
                                                           gst  = gs + t
                 dimana :

          gst  = gravitasi nilai terkoreksi pasang –surut (tidal)
          gs    = gravitasi pada pembacaan alat
           t    =  nilai koreksi pasang surut (tidal)

                         
Gambar Koreksi pasang surut bumi. (Teynolds,1997)

  • Koreksi kelelahan alat (Drift) adalah akibat dari perbedaan pembacaan nilai oleh alat gravity meter sehingga nilai gravitasi di base stasiun  pada waktu yang sama berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yakni akibat faktor terjadi guncangan pegas dan perubahan temperatur pada alat gravity meter selama proses pengambilan data dari satu titik ke titik pengukuran lain dan dari base station satu ke  base stasiun terakhir.

 
 Dimana :
Dn     = Drift pada statiun ke –n
g st(n) = gravitasi terkoreksi tidal pada stasiun –n
g st(1) = gravitas terkoreksi tidal pada statiun -1
TN       = waktu pengukuran stasiun akhir loop
T1     = waktu pengukuran stasiun awal
Tn     = waktu pengukuran stasiun ke –n

Sehingga :
g std (n) = gravitasi terkoreksi drift pada stasiun ke – n
g st(n)= gravitasi terkoreksi tidal pada stasiun ke – n



Gambar Koreksi Drift. (Reynolds,1997)

2. Koreksi variasi terhadap lokasi (spasial)
  • Koreksi Lintang  merupakan koreksi yang berdasarkan Hukum Newton dapat di tunjukan bahwa harga potensial gravitasi bergantung pada jaraknya (fungsi jarak), makin besar harga r maka  makin kecil percepatan gravitasi yang di timbulkan. ini akibat bumi yang tidak sepenuhnya bulat dan memiliki relief yanf bermacam-macam. secara umum koreksi lintang dapat di tulis sebagai berikut :

         dimana :


3. Koreksi Ketinggian (Elevasi)
  • Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction). Koreksi ini dilakukan untuk menyamakan pengukuran ketinggian secara matematis untuk mengkompensasikan ketinggian antara titik pengamatan dan datum (Mean Sea Level). rumusnya dapat di tuliskan sebagai berikut :
      gFA = - 0.3086 x h


            gFA  = nilai gravitasi terkoreksi udara beba
                h  = ketinggian permukaan  dari datum (msl) satuan dalam meter

4. Koreksi Slab Bouguer
  • Koreksi bouger dilakukan untuk mengkompensasi pengaruh massa batuan yang terdapat diantara stasiun pengukuran dan (mean sea level) yang diabaikan pada koreksi udara bebas. Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :

       
Koreksi Bouger. (Wellnhof and Mortiz, 2005)


           dimana :
           gb adalah nilai gravitasi terkoreksi bouguer
            ρ  adalah densitas bantuan (M gm-3)
            h  adalah ketinggian dari atas permukaan laut (mean sea level) dalam satuan meter


5. Koreksi yang disebabkan oleh akses data atau medan (Terrain Correction)
  • Koreksi medan mengakomodir ketidakteraturan pada topografi sekitar titik pengukuran. Pada saat pengukuran, elevasi topografi di sekitar titik pengukuran, biasanya dalam radius dalam dan luar, diukur elevasinya. Sehingga koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :

          dimana :
          ρ  adalah densitas bantuan (M gm-3)
          rjarak bagian massa dalam (meter)
          r2 jarak bagian massa luar (meter)
           n panjang dari area 


Uhmmmmmmmm........
banyak ya koreksinya hehehehehehee....
tapi teman-teman jangan mudah menyerah ya tetap semangat dan terus raih cita-cita kalian sebagai geofisikawan yang handal. cukup sekian cerita kita hari ini semoga bermanfaat....



REFERENSI

Khairina, Fadhiah. pemodelan 2 dimens cekungan sumatra bagian selatan dengan metode gravitasi (slide/scribe).http://www.scribd.com/doc/141856226/pemodelan-2-dimensi-cekungan-sumatra-bagian-selatan-dengan-metode-gravitasi 

SB, kirbani. 2004. TEORI DAN APLIKASI METODE GRAVITASI (EXSPAN A     Subsidiary of Medco Energi International Tbk).  Buku Panduan Workshop           Geofisika 2004 Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah. hal: 21-36. Laboratorium Geofisika, Fakultas MIPA, UGM.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar